Berdamai dengan diri sendiri

 


Sudah berapa lama kamu berdamai dengan dirimu sendiri? Sudahkah hari ini kau ucapkan terima kasih kepada dirimu sendiri? Sudahkah kamu memberikan dirimu ruang untuk mengekspresikan apa yang dia mau? Sudahkah kamu bersyukur atas kerja keras dirimu sendiri hingga detik ini?

Sederhananya, kita kerap kali terlalu sibuk memikirkan diri orang lain hingga lupa dengan diri kita sendiri. Terlalu sibuk memperbaiki orang lain hingga lupa dengan diri kita sendiri, terlalu sering mengatasi masalah orang lain, keluhan orang lain atau bahkan cerita orang lain hingga lupa dengan diri kita sendiri.

Sedikit cerita dahulu aku begitu sukar menerima diriku sendiri, sukar sekali bahkan untuk memberikan ruang pada diriku untuk mengekspresikan apa yang ia mau. Semisal aku tengah sedih atas segala perjuanganku, aku menolak itu. Saat aku berhasil dan ingin menangis haru, aku bersikeras untuk menolak hal itu. Hingga di satu masa saat aku memang sudah tidak lagi untuk menahan semuanya, terlalu menyiksa diri sendiri dan tidak memberikan kebebasan pada diriku akan apa yang ingin ku lakukan, aku jatuh sejauh-jauhnya, ibarat bom waktu ia meledak begitu keras hingga aku hancur berantakan.

Hingga di saat ini aku sadar bahwa “terlalu keras pada diri kita sendiri pula tidak baik”. Apa yang semestinya diri kita butuhkan malah kita abaikan, hingga berujung pada sebuah ledakan kesedihan di masa depan.

Kita memang di tuntut untuk menjadi tangguh, kuat dengan segala rintangan kehidupan, tidak lembek dan harus siaga. Namun itu bukan berarti kita sendiri membohongi, lari, menjauh, menutupi kenyataan bahwa kita juga bisa sedih dan butuh untuk barangkali mengeluarkan emosi. 

Berdamai dengan diri sendiri adalah sebuah keharusan. 

Untuk itu, barangkali masih belum ada kesempatan melakukannya. Mulai sekarang peluk dirimu erat-erat, elus dia, bersyukur karena sudah berjuang dan berusaha keras bertahan hingga detik ini. Hingga waktu sekarang. 

Aku yakin, kita semua membutuhkan itu.

Komentar

Postingan Populer