Interaksi Toksik ; Penilaian Orang Lain
Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Namun semakin kesini kadang "interaksi" itu bukanlah lagi hanya sekedar menanyakan kabar ataupun bercengkrama biasa, kadang kala interaksi itu di gunakan sebagai sebuah senjata yang di manfaatkan untuk melakukan hal seperti menjatuhkan orang lain atau barangkali menjadi senjata untuk melemahkan manusia yang lain.
Itulah kenapa saat kita bertemu dengan orang lain ada orang yang menyapa kita dengan sangat baik atau ada pula yang menyapa dengan sekedar bertanya “bajumu kok cuman itu-itu saja?”, atau bisa dengan “eh kamu kok nampak kurus sekali ya, belum makan?” atau kalimat-kalimat dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya yang mereka anggap sebagai interaksi biasa atau candaan padahal adalah sebuah penghinaan dan usaha menjatuhkan orang lain.
Hingga dengan interaksi seperti itu kadang kita sebagai seseorang yang mungkin berinteraksi dengan "orang-orang" yang berwatak dan berlagak seperti itu akan merasa was-was untuk berinteraksi, semacam rasa insecure (atau tidak percaya diri, bahasa gaul anak sekarang), atau merasa minder untuk bertemu dengan orang banyak. Dan pada akhirnya akan menciptakan sebuah paradigma baru terkait "penilaian orang lain", bahwa kita harus melakukan sesuatu, menjadi sesuatu dan berlagak sesuatu seperti yang orang lain mau.
Seperti melupakan identitas diri, orang-orang yang terkena dampak interaksi toxic itu lebih mengejar penilaian orang lain dan lupa akan dirinya singkatnya demikian. Pada dasarnya mereka melakukan hal tersebut kadang bukan karena validasi dan ingin di akui orang lain hanya saja pemikiran mereka terbentuk untuk mengejar kesukaan orang lain agar di terima di sisi atau bahkan di lingkup orang lain. Dan mereka lupa bahwa dengan mengejar hal tersebut hanya akan membuat mereka lelah dan stress sendiri.
Alih-alih mendapat kesenangan dan kepuasan orang-orang tersebut hanya akan mati dalam sebuah roda setan yang berputar dengan garis awal "mencari penilaian orang lain". Sungguh miris dan pelu di luruskan terkait hal tersebut.
Pada tulisan ini ingin ku jelaskan kepada mereka yang terdampak interaksi toxic ini, bahwa kita tidak perlu untuk mengikuti dan mencari penilaian orang lain hanya karena diri kita, penampilan kita, fisik kita atau bahkan diri kita tidak sama dan tidak di terima oleh mereka atau bahkan dengan jelas-jelas mencibir itu. Karena kita punya value sendiri, kita punya nilai dan berharga sendiri, tidak harus di mata mereka. Semakin mengejar penilaian orang lain kita hanya akan berputar pada sebuah ilusi, karena tuntutan mereka akan selalu dibesar-besarkan. Yang ada kamu hanya akan lari dari dirimu, hanya akan melupakan siapa kamu.
Dari pada kamu bersusah-susah untuk mencari penilaian mereka, yang perlu kamu lakukan adalah dengan berusaha meningkatkan kualitas dirimu, lupakan penilaian mereka yang hanya memfokuskan pada segi fisik saja. Naikan value dirimu hingga jadi yang paling bersinar, sungguh mereka yang suka melihat kekurangan orang lain adalah karena mereka merasa tersaingi. Kamu berharga dengan dirimu sendiri.
So, let's take a time and chance to improve your value. Jadi diri sendiri dan selalu semangat menghadapi hari. You dessarve to do something better than what the people say, you need to prove them wrong.
Komentar
Posting Komentar