Mahasiswa VS Kenyataan

 


Menjadi mahasiswa merupakan sebuah anugerah tersendiri, karena kita punya jaminan untuk mendapatkan sebuah titel yang bisa di pakai saat nanti terjun ke dunia kerja. Dengan menjadi mahasiswa itu berarti kita sedang dalam proses untu menjemput titel tersebut. Titel tersebut nantinya di gunakan sebagai sebuah bentuk mata masyarakat atau instansi untuk merekrut kita dalam menjalani pekerjaan atau memulai bekerja di tempat tersebut.

Tapi kuliah tidak melulu soal titel, tidak melulu soal ijazah dan tidak melulu soal gelar. Banyak di antara kita yang salah kaprah perihal hal ini. Memang pada dasarnya apabila kita memilih untuk berkuliah adalah karena kita ingin mendapatkan gelar, mendapatkan ijazah yang nantinya menjadi persyaratan di dunia kerja. Namun kuliah bukanlah berbicara mengenai hal tersebut. 

Sederhananya, dengan berpikir untuk mendapatkan hal-hal itu kita hanya akan memfokuskan diri kita untuk mengejar hal tersebut. Dan melupakan sebuah hal penting yang memang menjadi inti dari kita berkuliah, yakni adalah sebuah “pendalam cara berpikir dan proses mengasah kemampuan atau skill”. Berkuliah sejatinya adalah bagaimana kita di bentuk secara alamiah untuk proses pematangan berpikir, dan lagi-lagi hanyalah untuk melahirkan sebuah proses mengasah kemampuan kita. Nyatanya akan ada perbedaan antara mereka yang hanya mengejar ijazah dan mereka yang mau berkembang. 

Dengan adanya perbedaan dan sudut pandang yang bercabang ini, kerap kali muncul di antara para mahasiswa merasa demotivasi atau kehilangan motivasi dan merasa salah memilih. Mereka yang terlalu sibuk mengejar kenyataan bahwa “ah kuliah saja”, “yang penting ijazahnya ” dan semacamnya akan mudah menggoyangkan semangat mereka apabila terbentur dengan permasalahan yang ada. Karena kembali lagi kepada pemikiran mereka. 

Sampai kapan yang kita kejar hanya ijazah? Sementara banyak sekali hal yang perlu kita kejar dan kita asah yang mungkin dapat menciptakan peluang baru untuk nanti sukses di masa yang akan datang. Karena pada kenyataannya, memang ada jaminan dari gelar kita untuk mendapatkan pekerjaan, namun tak dapat di pungkiri betapa banyak mereka yang sukses di luar dari gelar saat berkuliah karena skill dan juga kemampuan mereka.

Zaman sudah semakin maju, dan kenyataannya kemajuan zaman ini merubah tatanan yang ada. Mereka yang mungkin berkuliah sebagai guru bisa menjadi seorang pengusaha, mereka yang berkuliah sebagai pegawai bank bisa saja sukses di bidang lain, dan hal tersebut tak dapat di pungkiri. Banyak contoh dan bukti nyata yang dapat kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Demotivasi yang muncul karena kita terlalu mengejar kenyataan harus kita perhatikan lagi. Berujung pada salah berpikir salah memilih pun perlu kita luruskan kembali. Kerap kali memang kenyataan menggoyahkan diri kita. Namun sekali lagi perlu kita benahi dan perlu kita pahami bahwa zaman semakin berkembang dan banyak hal yang berubah. Jadi yang perlu kita cari ketika berkuliah ini adalah bagaimana kita menemukan passion kita dalam minat dan bakat kita. Cari lingkungan yang dapat mengasah diri kita, cari hal-hal baru yang dapat meningkatkan kemampuan kita dan pastinya hal tersebut akan meminimalisir adanya demotivasi dan juga adanya pemikiran bahwa kita salah dalam memilih.

Mari sekali lagi kita fokuskan diri untuk berkembang, sembari berproses hingga nanti ijazah itu sendiri yang datang kepada kita. Aku percaya ketika kita berproses dengan ikhlas, ingin berkembang dan berusaha mengasah kemampuan, kita akan jauh lebih hebat di mata masyarakat banding nilai kita di atas ijazah.

Komentar

Postingan Populer