Sebuah upaya menyempurnakan Proses ; Berdamai dengan Gagal
Hidup adalah perjalanan, dan setiap perjalanan akan ada banyak hal yang kita temui (Anonim).
Setiap dari kita selalu punya prosesnya masing-masing atau perjalanannya masing-masing. Entah beralasan dan berdasar atas apa. Berbicara mengenai proses ujungnya cuman akan mengarah pada dua hal, sukses ataukah tidak, berhasil ataukah gagal.
Dalam taraf umum prespektif manusia kita seringkali beranggapan bahwa setiap proses harus berakhir sukses dan berhasil, tidak ada salahnya memang. Namun pada kenyataannya tidak semua proses berakhir demikian. Kita juga akan menjumpai aspek lain semisal gagal, tergantung, tidak jelas dan lain sebagainya. Memang kita semua mau dan menginginkan hasil baik dari setiap proses, hanya saja kita tidak bisa kan menutup mata bahwa setiap jalan tidak akan selalu lurus? Setiap langit tidak akan selalu cerah?, Akan ada fase di luar jalur target kita, yang kita harus mengakui, meyakini atau bahkan berdamai dengannya.
Dalam tulisan ini aku ingin menjelaskan sebuah hal terpenting dari proses ini, hal yang kita takuti namun punya makna dan pelajaran tersendiri. Yakni “kegagalan”. Banyak di antara kita yang sangat amat phobia dengan satu kata ini, menolak atau bahkan tidak mempercayai hal ini akan datang dalam kehidupan kita, dengan denial dan seakan menutup mata dan telinga. Hingga masa itu tiba kita malah berubah menjadi manusia yang tidak lagi menyala mimpinya, harapan yang rubuh kita jadikan alasan untuk hancur, jatuh yang kita dapati kita jadikan penyebab untuk tidak lagi bangun dan berjalan. Maka bilamana gagal itu bagian dari hidup jangan sekali-kali tidak mempercayainya.
Kegagalan adalah sebuah manifestasi dari berhasil yang kita tuju. Mengapa demikian? Karena kita tidak akan pernah tahu strategi baru apa yang akan kita lakukan ketika kita menjumpai kegagalan kita di proses hari ini. Bukankah kita lebih banyak belajar dari salah, gagal, dan jatuh ketimbang keberhasilan yang kita miliki? Dan bahkan tak bisa di pungkiri bahwa keberhasilan kita terdorong dari bagaimana kita terbentuk dari setiap kegagalan tersebut?
Kalau kata orang “katika kita gagal, yang perlu di ubah itu strateginya bukan mimpinya”. Dalam kalimat tersebut menyiratkan sebuah makna bahwa kita tidak harus membunuh mimpi sebab terjatuh dalam proses, namun merubah strategi kita, jalan kita, cara berpikir kita. Yang artinya dengan gagal itu kita mendapati sebuah evaluasi untuk memulai proses baru esoknya.
Banyak pelajaran dalam hidup ini di dapatkan dari gagal kita, lantas mengapa kita mesti takut saat gagal?. Maka jadikan gagal itu evaluasi dan baru loncatan untuk memulai hari dan proses esok yang jauh lebih baik dan dengan diri yang jauh lebih kuat.
Komentar
Posting Komentar